Kamis, 17 Mei 2012

KEHIDUPAN PEMULUNG SEBAGAI PAHLAWAN LINGKUNGAN


KEHIDUPAN PEMULUNG SEBAGAI PAHLAWAN LINGKUNGAN

Menurut definisi WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Sampah dalam masyarakat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tidak dikehendaki  dan bersifat padat. Sampah disini ada yang mudah membusuk dan tidak membusuk. Sampah yang mudah membusuk terutama dari zat-zat organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain. Sedangkan sampah yang tidak membusuk dapat berupa plastik, karet, logam, kertas, abu, ataupun bahan-bahan bangunan bekas dan lain-lain .
Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang sulit untuk diselesaikan. Karena pemahaman dan perlakuan terhadap sampah, sisa dari kegiatan manusia, bermacam-macam. Pemahaman dan perlakuan itu akan berimplikasi pada proses penanganan dan hasil akhirnya. Sampah bisa menjadi masalah atau bisa juga sebagai barang yang berguna bagi kepentingan manusia apabila di kelola dengan baik.
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia,biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Pemulung adalah orang yang pekerjaannya mencari barang barang bekas yang sudah tidak terpakai lagi. Dan paling banyak dari pemulung adalah mencari barang bekas berbahan plastik seperti bekas botol atau gelas air mineral. Barang bekas berbahan plastik paling banyak mereka cari karena mungkin lebih mudah untuk menjualnya kembali. Jadi bisa dikatakan bahwa pemulung adalah pengumpul barang bekas plastik. sampah –sampah seperti plastik yang terkubur ke dalam tanah baru bisa terurai setelah 300 tahun. Jadi lamanya plastik bertahan dalam tanah lebih dari tiga kali lipat umur manusia. Kalau dibakar maka akan menimbulkan polusi udara dan kalau dibiarkan akan menimbulkan banjir. Buktinya di sepanjang kali yang ada di daerah- daerah di indonesia banyak sekali terdapat sampah-sampah plastik.  Mendaur ulang plastik adalah langkah yang sangat tepat untuk melestarikan tanah, udara dan air kita. Pemulung adalah orang yang sangat berperan penting dalam mengurangi tercemarnya tanah oleh plastik. Jadi pemulung yang kita pandang sebelah mata itu adalah penyelamat lingkungan kita. Sebuah profesi yang perlu dihargai.
Hampir tiap hari kita melihat pemulung baik di depan rumah maupun dijalanan,mereka dengan setia memungut sampah yang nantinya akan dijual, ada cup air, botol-botol plastic, kardus bekas, dan sebagainya. Pekerjaaan pemulung tentunya ikut membersihkan lingkungan dari sekitar tempat tinggal maupun tempat beraktifitas kita. Pemulung turut memainkan peranan penting dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Mereka mencari barang yang bernilai ekonomis dari tumpukan sampah, TPS, dan TPA maupun dari rumah kerumah. Dari jam kerja yang panjang dan tak tentu (dari pagi hingga malam), gangunan kesehatan yang menghatui para pemulung sampai masalah kondisi lingkungan TPA yang sewaktu-waktu dapat mengancam nyawa mereka. Semua itu seakan tidak dapat menghalangi mereka untuk mengais sampah demi kelangsungan kehidupan keluarganya ditengah desakan kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi.
Di setiap kota besar pasti banyak terdapat sampah-sampah serta para pemulung yang setia setiap hari mengambil sampah. jumlah sampah di daerah perkotaan mulai dari gedung pemerintah sampai pemukiman kumuh mencapai 25.600 m3 (setara dengan 6.000 ton) per hari. Bagi sebagian orang, seperti pemulung, perajin barang bekas sampah tersebut memberikan keuntungan tersendiri. Hubungan Antara keduanya sangat erat karena sampah dan pemulung sama-sama saling membutuhkan. Sampah membutuhkan tangan-tangan para pemulung untuk mengambil sampah agar tidak mengganggu kesehatan warga dan membantu mengurangi sampah-sampah supaya tidak menumpuk di tempat pembuangan akhir. Sebaliknya pemulung membutuhkan sampah demi memenuhi kebutuhan ekonomi agar mereka  dapat mempertahankan hidup. Para pemulung juga rela atas hidupnya di tempat sampah, hanya demi sesuap nasi.Karena hidupnya dekat dengan sampah sebagai sumber penyakit, dampak yang ditimbulkan dari sampah bermacam-macam, seperti penyakit kulit, gangguan pernapasan dan penyakit lainnya. sampah-sampah di pilah-pilah untuk dijual kepada pelapak-pelapak. Pemulung juga sebagai ujung tombak usaha daur ulang. Sampah itu ada dua macam, yakni sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik yang tidak bisa diuraikan bakteri bias di manfaatkan oleh pemulung.. Pemulung itu bukan pekerjaan yang hina, tapi pahlawan lingkungan, sebab mereka ikut menjaga lingkungan hidup.



SUMBER :
Slamet, Soemerat Juli., 2004.Kesehatan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar